Inilah Kandidat Pengganti Presiden Mesir Mubarak - Oposisi Mesir melakukan unjuk rasa besar-besaran. Demonstran menuntut Presiden Mesir Hosni Mubarak. Siapa calon pengganti?
Kandidat pertama adalah Mohamed ElBaradei. Mantan kepala International Atomic Energy Agency (IAEA) berusia 68 tahun ini kembali ke Mesir pada 2010 setelah perjalan karirnya berhasil membuat ElBaradei mendapatkan Hadiah Nobel bidang perdamaian pada 2005.
Sebagai seorang pengacara, ia memilih terjun ke dunia politik karena menganggap Mesir membutuhkan perubahan total. Pria ini juga dengan tegas meminta Presiden Mesir Hosni Mubarak turun untuk mengakhiri otoritas militer.
Kandidat kedua adalah Ayman Nour. Sebagai politisi liberal dan pengacara yang terlatih, Nour merupakan pesaing Mubarak dalam pemilihan umum 2005. Namun, ia sempat dipenjara karena dianggap menyerahkan dokumen palsu partai. Nour dibebaskan setelah menjalani hukuman tiga tahun.
Sayangnya, ia dilarang melakukan kegiatan politik apapun selama lima tahun setelah masa kurungan. Sebelumnya, Nour menjabat sebagai anggota parlemen untuk Partai Wafd.
Kandidat ketiga adalah Amr Moussa. Sebagai sekertaris umum di Liga Arab dan menteri luar negeri populer di bawah kekuasaan Presiden Mubarak, Moussa cukup dipandang di dunia internasional. Ia terkenal sebagai pro-Palestina selama proses pendamaian Arab-Israel.
Kepindahannya ke Liga Arab, organisasi konservatif yang mendukung penguasa Arab, mencoreng citranya. Namun, pria ini mulai vokal sejak massa unjuk rasa baru-baru ini. Moussa mengaku mendukung keberadaan demokrasi multi-partai di Mesir.
Kandidat keempat adalah Mohammed Badie. Pria berusia 66 tahun ini merupakan pemimpin kelompok oposisi Mesir terbesar. Kelompok persaudaraan Muslim ini dijalankan tokoh akademisi seperti Esam al-Erian dan Kamel El-Helbawy. Badie termasuk politisi konservatif yang seringkali takut menentang pihak berwenang.
Kandidat kelima adalah Ahmad Zewail. Sebagai pemenang Hadiah Nobel bidang kimia di 1999, Zewail sempat membantah keikutsertaan di dunia poltik. Namun, ia dikabarkan akan melanjutkan kerja di komite untuk reformasi konstitusi, bersama Ayman Nour dan koleganya.
Kandidat lain adalah Hamdeen Sabahi. Ia termasuk politisi nasionalis Arab populer yang memimpin partai Karama, partai yang tidak pernah mendapatkan lisensi resmi dari pemerintah. Dalam pemilihan parlemen 2005, Sabahi sempat berencana mengajukan diri sebagai Presiden. Namun, setelah Mubarak memperkenalkan amandemen baru di bawah tekanan Washington, Sabahi mengundurkan diri.
Kandidat terakhir adalah George Ishak. Sebagai pemimpin serikat buruh yang terhormat, George Ishak mendirikan gerakan Kefaya di 2004 di mana sempat menentang pemerintahan Mubarak di 2008. Ia juga menolak Gamal, anak Presiden Mubarak, menjadi presiden masa depan.
Pergerakannya yang dekat dengan tenaga profesional kelas menengah membuat Ishak disukai beberapa kalangan. Kefaya juga merupakan kelompok yang vokal mendukung unjuk rasa baru-baru ini
Kandidat pertama adalah Mohamed ElBaradei. Mantan kepala International Atomic Energy Agency (IAEA) berusia 68 tahun ini kembali ke Mesir pada 2010 setelah perjalan karirnya berhasil membuat ElBaradei mendapatkan Hadiah Nobel bidang perdamaian pada 2005.
Sebagai seorang pengacara, ia memilih terjun ke dunia politik karena menganggap Mesir membutuhkan perubahan total. Pria ini juga dengan tegas meminta Presiden Mesir Hosni Mubarak turun untuk mengakhiri otoritas militer.
Kandidat kedua adalah Ayman Nour. Sebagai politisi liberal dan pengacara yang terlatih, Nour merupakan pesaing Mubarak dalam pemilihan umum 2005. Namun, ia sempat dipenjara karena dianggap menyerahkan dokumen palsu partai. Nour dibebaskan setelah menjalani hukuman tiga tahun.
Sayangnya, ia dilarang melakukan kegiatan politik apapun selama lima tahun setelah masa kurungan. Sebelumnya, Nour menjabat sebagai anggota parlemen untuk Partai Wafd.
Kandidat ketiga adalah Amr Moussa. Sebagai sekertaris umum di Liga Arab dan menteri luar negeri populer di bawah kekuasaan Presiden Mubarak, Moussa cukup dipandang di dunia internasional. Ia terkenal sebagai pro-Palestina selama proses pendamaian Arab-Israel.
Kepindahannya ke Liga Arab, organisasi konservatif yang mendukung penguasa Arab, mencoreng citranya. Namun, pria ini mulai vokal sejak massa unjuk rasa baru-baru ini. Moussa mengaku mendukung keberadaan demokrasi multi-partai di Mesir.
Kandidat keempat adalah Mohammed Badie. Pria berusia 66 tahun ini merupakan pemimpin kelompok oposisi Mesir terbesar. Kelompok persaudaraan Muslim ini dijalankan tokoh akademisi seperti Esam al-Erian dan Kamel El-Helbawy. Badie termasuk politisi konservatif yang seringkali takut menentang pihak berwenang.
Kandidat kelima adalah Ahmad Zewail. Sebagai pemenang Hadiah Nobel bidang kimia di 1999, Zewail sempat membantah keikutsertaan di dunia poltik. Namun, ia dikabarkan akan melanjutkan kerja di komite untuk reformasi konstitusi, bersama Ayman Nour dan koleganya.
Kandidat lain adalah Hamdeen Sabahi. Ia termasuk politisi nasionalis Arab populer yang memimpin partai Karama, partai yang tidak pernah mendapatkan lisensi resmi dari pemerintah. Dalam pemilihan parlemen 2005, Sabahi sempat berencana mengajukan diri sebagai Presiden. Namun, setelah Mubarak memperkenalkan amandemen baru di bawah tekanan Washington, Sabahi mengundurkan diri.
Kandidat terakhir adalah George Ishak. Sebagai pemimpin serikat buruh yang terhormat, George Ishak mendirikan gerakan Kefaya di 2004 di mana sempat menentang pemerintahan Mubarak di 2008. Ia juga menolak Gamal, anak Presiden Mubarak, menjadi presiden masa depan.
Pergerakannya yang dekat dengan tenaga profesional kelas menengah membuat Ishak disukai beberapa kalangan. Kefaya juga merupakan kelompok yang vokal mendukung unjuk rasa baru-baru ini
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih untuk tidak melakukan SPAM
Baca juga artikel menarik yang lainnya di :
http://veiledveiled.blogspot.com/