Pulau Komodo Terancam Gagal Masuk Final - Indonesia yang terancam batal menjadi finalis 7 Keajaiban Dunia disayangkan pengamat. Komodo dan habitatnya, merupakan hal yang pantas dibawa ke dunia internasional.“Pulau Komodo merupakan kekayaan alam yang sangat unik. Indonesia sangat merugi bila kehilangan kesempatan untuk masuk ke ranah Internasional.”
Apalagi, dinilai Jajang, keuntungan secara finansial dan pelestarian lingkungan dapat diperoleh jika Indonesia, khususnya Pulau Komodo, dilirik oleh masyarakat luar negeri.
“Turis dari mancanegara bisa mendatangkan devisa bagi negara. Penduduk setempat juga memperoleh keuntungan karena menghasilkan lapangan kerja baru buat mereka. Menyediakan penginapan, tempat makan, wisata budaya dan lainnya. Promosi merupakan hal vital bagi dunia pariwisata,” ujar Jajang.
Jajang mengharapkan pemerintah bisa menyelesaikan masalah tuan rumah maupun finalis Komodo di ajang 7 Keajaiban Dunia dengan baik. Jika tidak, dikhawatirkan nama Indonesia bisa tercoreng di dunia internasional.
“Jangan sampai kesalahpahaman berlarut. Kita tentu tidak ingin dinilai sebagai pihak yang tidak bertanggung jawab,” kata Jajang lagi.
Yayasan New7Wonder mengumumkan penundaan Komodo sebagai finalis kampanye Tujuh Keajaiban Alam di Dunia hingga 7 Februari. Hal ini disebabkan masalah hukum.
Selain komitmen, keputusan itu diambil karena pernyataan resmi dan kontrak kerjasama dengan pihak terkait tidak ditepati. Penangguhan ini berarti semua suara atau vote untuk Komodo selama masa kampanye 7 Keajaiban Alam di Dunia takkan diperhitungkan.
Berdasarkan keterangan di situs resmi, diskusi antarpihak terkait masih dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah secara positif.
Yayasan New7Wonder menegaskan bahwa jika pemerintah dan konsorsium swasta menghormati komitmen dan kesepakatannya maka Komodo tidak akan ditangguhkan. Di indonesia, panitia yang mengurus Komodo sebagai finalis 7 Keajaiban Alam di Dunia adalah Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Apalagi, dinilai Jajang, keuntungan secara finansial dan pelestarian lingkungan dapat diperoleh jika Indonesia, khususnya Pulau Komodo, dilirik oleh masyarakat luar negeri.
“Turis dari mancanegara bisa mendatangkan devisa bagi negara. Penduduk setempat juga memperoleh keuntungan karena menghasilkan lapangan kerja baru buat mereka. Menyediakan penginapan, tempat makan, wisata budaya dan lainnya. Promosi merupakan hal vital bagi dunia pariwisata,” ujar Jajang.
Jajang mengharapkan pemerintah bisa menyelesaikan masalah tuan rumah maupun finalis Komodo di ajang 7 Keajaiban Dunia dengan baik. Jika tidak, dikhawatirkan nama Indonesia bisa tercoreng di dunia internasional.
“Jangan sampai kesalahpahaman berlarut. Kita tentu tidak ingin dinilai sebagai pihak yang tidak bertanggung jawab,” kata Jajang lagi.
Yayasan New7Wonder mengumumkan penundaan Komodo sebagai finalis kampanye Tujuh Keajaiban Alam di Dunia hingga 7 Februari. Hal ini disebabkan masalah hukum.
Selain komitmen, keputusan itu diambil karena pernyataan resmi dan kontrak kerjasama dengan pihak terkait tidak ditepati. Penangguhan ini berarti semua suara atau vote untuk Komodo selama masa kampanye 7 Keajaiban Alam di Dunia takkan diperhitungkan.
Berdasarkan keterangan di situs resmi, diskusi antarpihak terkait masih dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah secara positif.
Yayasan New7Wonder menegaskan bahwa jika pemerintah dan konsorsium swasta menghormati komitmen dan kesepakatannya maka Komodo tidak akan ditangguhkan. Di indonesia, panitia yang mengurus Komodo sebagai finalis 7 Keajaiban Alam di Dunia adalah Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih untuk tidak melakukan SPAM
Baca juga artikel menarik yang lainnya di :
http://veiledveiled.blogspot.com/