Pertamax Cekik Konsumen

Written By Jandika on Friday, February 4, 2011 | 12:59:00 PM

Pertamax Cekik Konsumen - Tak lama lagi, harga Pertamax bakal meroket ke level Rp9 ribu per liter seiring kenaikan harga minyak ke US$101 per barel. Padahal, awal Maret 2011 rencananya pembatasan BBM bersubsidi diberlakukan.
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto memperkirakan, harga minyak minyak mentah dunia potensial mencapai US$110 per barel $. Harga minyak selama ini sudah tinggi. Diperparah kondisi krisis politik di Mesir, yang belum bisa dipastikan kapan berakhir sehingga harga minyak bakal terus melambung.
Saat ini, harga minyak jenis Brent mencapai US$101,74 per barel. “Karena itu, dalam waktu yang tidak lama, BBM jenis Pertamax segera menembus Rp9 ribu per liter.Sebelum krisis politik di Mesir pun, berbagai faktor sudah mendukung penguatan harga minyak mentah dunia ke atas US$100. Di antara faktor-faktor itu adalah perang nilai tukar mata uang yang belum akan selesai di 2011 ini.
Selain itu, musim dingin awal tahun ini juga akan terus mendongkrak harga minyak. Sementara kuota produksi minyak OPEC tidak bertambah. Juga, ekspektasi pelaku pasar yang membaik atas ekonomi dunia di 2011. “Jika harga minyak mentah dunia bertahan satu bulan di level US$100, Pertamax di level Rp9.000”.
Harga Pertamax di level Rp8.050 saat ini didasarkan pada harga minyak sebulan atau setengah bulan yang lalu. “Tidak menutup kemungkinan, jika harga minyak stabil di atas US$110, harga Pertamax ke level Rp10 ribu. Tapi, untuk saat ini di Rp9.000.
Dengan harga minyak mentah dunia saat ini US$101 per barel, lanjutnya, harga Pertamax seharusnya sudah mencapai level Rp9 ribu per liter. “Karena itu, pada saat pelarangan konsumsi BBM bersubsidi akhir Maret, konsumen akan sangat terpukul dari pemaksaan peralihan Premium ke Pertamax yang harganya sangat tinggi".
Akibatnya, melambungnya inflasi tak dapat dibendung. Meski inflasi dari pelarangan premium masih diperdebatkan, Badan Pusat Statistik (BPS) sudah memperkirakan, pada saat harga Pertamax Rp6.000 dan pembatasan BBM premium diberlakukan, bisa memicu inflasi 0,17%. “Dengan Pertamax yang saat ini sudah mencapai Rp8.050 per liter saja, bisa memicu inflasi 0,3%".
Efek inflasi 0,3% dari pelarangan BBM bersubsidi jauh lebih besar dibandingkan kenaikan harga BBM bersubsidi. Sebab, kenaikan BBM bersubsidi sebesar 10% hanya memicu inflasi di kisaran 0,2%.
Sedangkan peralihan konsumsi Premium ke Pertamax berarti terjadi kenaikan harga mencapai dua kali lipat dari Rp4.500 ke level Rp8.050 atau naik Rp3.650 (81,1%). Sebuah kenaikan yang sangat tajam. “Karena itu, sejak awal saya tidak setuju kebijakan pelarangan BBM bersubsidi bagi mobil pelat hitam".
Pengamat perminyakan Kurtubi mengatakan hal senada. Menurutnya, kenaikan harga Pertamax akan terus berlanjut mengikuti lonjakan harga minyak di pasar global. Hal ini sebagai konsekuensi dari keputusan pemerintah menyerahkan harga Pertamax kepada mekanisme pasar.
Dalam jangka pendek, kenaikan harga Pertamax yang cukup besar itu akan menaikkan konsumsi BBM bersubsidi. Tapi, tren ini tidak akan berlangsung lama. Pasalnya, April nanti kebijakan pembatasan pemakaian BBM bersubsidi akan diberlakukan.
“Kebijakan pembatasan BBM bersubsidi itu sudah salah dari awal. Saya berpendapat, itu bukan pembatasan tapi larangan bagi masyarakat membeli Premium dan memaksa membeli Pertamax,” tukasnya.
Dia menegaskan, masyarakat akan dirugikan karena harus membeli Pertamax yang harganya bakal terus naik. “Saya memprediksi harga Pertamax April 2011 nanti bisa mencapai Rp9.000-10.000 per liter. Ini jelas memberatkan masyarakat, terlebih pengguna kendaraan plat hitam".
Menurutnya, ada dua efek lanjutan jika pemerintah menyerahkan harga Pertamax ke pasar. Pertama, harga Pertamax akan terus naik dan akan memacu inflasi. “Saya memperkirakan, besarnya inflasi tahun ini bisa 9% gara-gara kenaikan harga Pertamax dan pembatasan BBM bersubsidi,” ungkapnya.
Lebih jauh dia mengatakan, pukulan terhebat akan terasa di sektor riil, industri dan jasa. Karena, biaya transportasi dan produksi mereka bisa naik dua kali lipat akibat BBM. “Kalau sekarang harga premium Rp4.500, pada April nanti mereka harus membeli Pertamax yang harganya Rp9.000 per liter,” paparnya.
Kedua, di 2004 silam, Mahkamah Konstitusi membatalkan Pasal 28 UU No 22 tahun 2001 tentang Migas yang menyerahkan harga BBM dalam negeri kepada mekanisme pasar. MK melihat pasal tersebut bertentangan dengan UUD 1945.
Dengan keputusan MK tersebut, kebijakan menyerahkan harga ke pasar itu inkonstitusional. “Makanya, pemerintah harus membatalkan kebijakan pembatasan BBM bersubsidi".

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih untuk tidak melakukan SPAM
Baca juga artikel menarik yang lainnya di :
http://veiledveiled.blogspot.com/

Tips Unik

Daftar Postingan