Soeharto dan Tien Menolak Pencalonan Presiden

Written By Jandika on Sunday, June 12, 2011 | 1:53:00 PM



http://media.vivanews.com/images/2011/06/08/112866_buku--pak-harto-the-untold-stories--.jpg

Peluncuran perdana buku "Pak Harto The Untold Stories", di Museum Purna Bhakti Pertiwi, Jakarta, Rabu (8/6/2011). Foto: VIVAnews/Muhamad Solihin.




Presiden RI kedua, Soeharto, merupakan presiden yang paling lama menjabat, hingga 32 tahun. Soeharto terus dipilih menjadi presiden oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, walaupun Pemilihan Umum berlangsung selama 6 kali, pada tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.

Namun, mantan ajudan Soeharto di periode terakhirnya, Sumardjono, mengatakan Soeharto sebetulnya tidak ingin dicalonkan kembali menjadi presiden. Bahkan, menurut Sumardjono, pada tahun 1995 Soeharto hingga berkali-kali mengatakan tidak ingin dicalonkan lagi menjadi Presiden.

Semula, pernyataan Soeharto dianggap hanya untuk memancing reaksi masyarakat. Tapi, "Kenyataannya Pak Harto mengatakan dirinya sudah TOP (tua, ompong, dan peot). Keinginan untuk tidak lagi dicalonkan sebagai presiden sungguh-sungguh keluar dari sanubari beliau," kata Sumardjono, seperti yang dituturkannya dalam buku "Pak Harto, The Untold Stories".

Sumardjono melanjutkan, pernyataan Soeharto memang ditanggapi serius. "Tapi partai-partai politik dan Mabes TNI rupanya masih menginginkan Pak Harto. Ketua Umum Golkar Harmoko yang juga terus mendorong dan meyakinkan Pak Harto bahwa rakyat masih menghendaki kepemimpinan beliau," ucap Sumardjono.

Lalu kenapa Soeharto tetap bersedia dicalonkan menjadi presiden pada tahun 1997?

"Prajurit sejati pasti akan tergetar hatinya apabila sudah mendengar bahwa permintaan itu adalah keinginan rakyat, amanah rakyat. Pak Harto tidak bisa menolak permintaan jika dikatakan untuk negara dan rakyat. Itu yang saya lihat," jawab Sumardjono.

http://1.bp.blogspot.com/_h6JN5xKPgi4/R5_BcVQCZBI/AAAAAAAAD68/5B5Bdg4fTV8/s400/soeharto.jpg



Sedangkan mantan Menteri Negara Urusan Peranan Wanita, Mien Sugandhi, mengungkapkan, Tien Soeharto juga tidak ingin suaminya menjabat sebagai presiden. Keinginan Ibu Tien ini diungkapkan berkali-kali pada tahun 1996.

Bahkan, Mien mengisahkan, dalam sebuah acara Golkar, Ibu Tien meminta Mien Sugandhi untuk menyampaikan kepada petinggi Golkar agar tidak lagi mencalonkan Soeharto menjadi presiden.

"Tiba-tiba Ibu Tien berkata kepada saya, 'Tolong katakan kepada ..... (Ibu Tien menyebut seorang petinggi Golkar), agar Pak Harto jangan menjadi presiden lagi. Sudah cukup, sudah cukup, beliau sudah tua'," kata Mien Sugandhi, menirukan ucapan Ibu Tien.

Saat itu, Mien Sugandhi mengaku terkejut, lalu bertanya kepada Ibu Tien, siapa yang layak menggantikan. Saat itu jawaban mengejutkan keluar dari lisan Ibu Tien.
"Biarlah itu diserahkan dan ditentukan oleh pemilu saja. Aku sudah tidak mau lagi. Aku mau pergi, aku lungo (pergi), pokoke aku lungo," ujar Ibu Tien.
Soeharto ditetapkan sebagai presiden pada 12 Maret 1967 setelah pertanggungjawaban presiden pertama RI, Soekarno, ditolak MPRS. Saat itu, Soeharto merupakan sosok yang melesat setelah mengatasi Gerakan 30 September, yang dituduhkan dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia. Kewenangan Soeharto berdasarkan Surat Perintah Sebelas Maret yang masih kontroversial hingga sekarang.

Setelah itu, Soeharto terus menjabat menjadi presiden, hingga enam kali pemilihan umum berlangsung. Sebenarnya, sejak periode 1967 hingga 1998, sudah banyak perlawanan terhadap kepemimpinan Soeharto. Namun, Soeharto berhasil meredam setiap 'ancaman' yang merongrong kekuasaannya.


http://static.arsipberita.com/images/cached/fckfiles/image/suharto_nembak.jpg

Gerakan mahasiswa pun berkali-kali memprotes kepemimpinan Soeharto, Soeharto lalu mengatasinya dengan membekukan kegiatan mahasiswa dan mengaktifkan Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK).

Pada tahun 1993, putri Soekarno, Megawati Soekarnoputri terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia. Kemudian, PDI pun mempersiapkan Megawati sebagai calon presiden. Namun, Mega didongkel dalam Musyawarah Nasional PDI tahun 1996 oleh Surjadi. Dualisme kepemimpinan PDI inilah yang kemudian berujung peristiwa 27 Juli 1996, yang sarat dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia.

Peristiwa 27 Juli 1996 pun kemudian menjadi momen bagi Pemerintahan Orde Baru untuk membungkam 'gerilya' aktifis demokrasi, yang diantaranya tergabung dalam Partai Rakyat Demokratik. Gerakan pro-demokrasi yang mengkritisi kepemimpinan Soeharto kemudian diredam, aktivisnya pun diculik satu-persatu.


http://stat.kompasiana.com/files/2010/10/20588849.jpg

Walau belum pernah dibawa ke pengadilan, Soeharto dituding bertanggung jawab terhadap sejumlah pelanggaran Hak Asasi Manusia. Ini pula yang menyebabkan munculnya gerakan reformasi pada tahun 1998, dan menjatuhkan kekuasaannya.

Saat ini, kontroversi Soeharto kembali muncul ke publik setelah survei Indobarometer memperlihatkan adanya kerinduan kepada era Orde Baru. Meski banyak yang mempertanyakan metode dan pertanyaan yang diajukan dalam survei, hasil survei dinilai akibat kekecewaan terhadap era reformasi yang belum membawa perbaikan di Indonesia, jadi bukan karena kerinduan akan masa kepemimpinan Soeharto.

http://media.vivanews.com/thumbs2/2011/06/10/113081_soeharto-memeluk-ibu-tien_300_225.jpg
Soeharto memeluk Ibu Tien (Koleksi Hj. Siti Hardiyanti Rukmana/ Buku 'Pak Harto, The Untold Stories')
http://media.vivanews.com/images/2011/06/10/113083_soeharto-tengah-beristirahat-di-tengah-tengah-kunjungannya-ke-daerah.jpg
Soeharto tengah beristirahat di tengah-tengah kunjungannya ke daerah. Foto: Buku 'Pak Harto, The Untold Stories'

http://media.vivanews.com/images/2011/06/10/113072_soeharto-berpose-dengan-ikan-hasil-pancingannya.jpg
Soeharto berpose dengan ikan hasil pancingannya. Foto: Koleksi Hioe Husni Wirajaya/ Buku 'Pak Harto, The Untold Stories'


http://media.vivanews.com/images/2011/06/10/113071_soeharto-dan-soekarno-sebelum-peristiwa-g30s.jpg

Soeharto bercengkerama dengan Bung Karno sebelum peristiwa pemberontakan G30S. Foto: Arsip Nasional RI/ Buku 'Pak Harto, The Untold Stories' 


http://media.vivanews.com/images/2011/06/10/113078_soeharto-mengendarai-motor-gede.jpg


Soeharto memboncengkan ajudannya, Soegiono, dengan motor gede. Foto: Koleksi Keluarga Soegiono/ Buku 'Pak Harto, The Untold Stories' 


http://media.vivanews.com/images/2011/06/10/113082_soeharto-tengah-bermain-tenis.jpg


Soeharto tengah bermain tenis. Foto: Koleksi Hj. Siti Hardiyanti Rukmana/ Buku 'Pak Harto, The Untold Stories'


http://media.vivanews.com/images/2011/06/10/113075_soeharto-dan-try-sutrisno.jpg


Soeharto dan ajudannya, Try Sutrisno, saat di Ciomas, Bogor, 5 November 1977. Foto: Sekretariat Negara RI/ Buku 'Pak Harto, The Untold Stories'

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih untuk tidak melakukan SPAM
Baca juga artikel menarik yang lainnya di :
http://veiledveiled.blogspot.com/

Tips Unik

Daftar Postingan